Sejarah Keraton Landak - Baca Juga Artikel yang Berjudul Sejarah Berdirinya Keranton Ismahayana Landak Berbicara Sejarah dalam arti berbicara tentang suatu perubahan, suatu proses yang memiliki awal mula dan kemudian nantinya akan menjadi suatu yang baru kemudian dibalut dengan sebuah cerita atau kisah dalam penyampaiannya, sekian adanya kerajaan di Nusantara berabad-abad lamanya hingga kerajaan-kerajaan yang masih ada hingga sekarang ini,sedikit menghubungkan dari masa kemasa berdirinya suatu kerajaan pada dulunya banyak atau sedikit bukankah memiliki hubungan yang saling berkaitan,saling menjalin hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.
Sejarah adalah mencoba bercerita dengan masa kelampauan dengan kronologis waktu,berdasarkan wilayah dan bercerita tentang apa yang menjadi istimewanya dalam sebuah cerita,tersirat sebuah intisari,dari itu sebuah penalaran,tidak menelan secara langsung arti dari sebuah cerita.
Berawal dari sebuah nama Landa,yang mana sekarang ini kita kenal dengan nama Landak,sejarah kerajaan Landak ini dulunya pada pertengahan abad XIV masih belum diketahui secara pasti, namun apa yang tertulis didalam kitab Mpu Prapanca (1365) dimasa kejayaan Kerajaan Majapahit disaat pemerintahan Raja Hayam Wuruk didalalm kitab itu menjelaskan bahwa terdapat 21 Kerajaan yang ada di Nusa Tanjung Pura atau Kalimantan yang mana ke 21 Kerajaan itu dibawah vasal Kerajaan majapahit dan setiap tahunnya harus membayar upeti kepada Kerajaan Majapahit, salah satu diantara Kerjaan tersebut adalah Kerajaan Landak.
Bermula kisah dari Kerajaan yang bercorak Hindu yakni Kerajaan Singasari dimana pada saat itu Kerajaan Singasari mengalami masa kejayaan yang mana tidak terlepas dari Raja nya yang melegenda yakni Raja Kartanegara, dalam dekade periode itu Raja Kartanegara bermaksud melakukan perluasan wilayah kekuasaannya, tujuannya kali ini adalah Sumatera Tengah dengan mengirimkan pasukannya nya disana (Sumatera Tengah) pengiriman pasukan ini dikenal dengan istilah ekspedisi Pamalayu. Ekspedisi ini berlangsung dalam kurun waktu 17 tahun (1275-1292).
Setelah ekspedisi ini selesai, pasukan ini kemudian kembali ke Singasari lagi, namun setelah kembalinya pasukan ekspedisi ini ke Singasarai Raja Kartanegara telah wafat, dalam hal itu juga Kerajaan Singasari diambang keruntuhan dimana Raja yang selama ini memegang tumpuk kekuasaan tertinggi ditubuh kerajaan Singasari telah tiada. Sepanjang masa pemerintahannya Raja Kartanegara menerapkan sistem manajemen yang kuat ditubuh pemerintahannya. Sebelumnya, didalam perjalanan setelah kembalinya pasukan ekspedisi yang dikirim Raja Kartanegara itu kembali ke Singasari, namun salah satu kapal yang termasuk ikut dalam ekspedisi itu yang dipimpin oleh Bangsawan serta para pengikutnya dengan sengaja membelokkan arah kapal nya ke arah Nusa Tanjung Pura atau Kalimantan,setelah sampai di Kalimantan bangsawan ini pertama-tama kali menyinggahi Padang Tikar dan kemudian melanjutkan perjalanannya mengikuti aliran sungai yang dilewatinyanya yaitu sungai Landak dan pada akhirnya berhenti didaerah Sekilap Tembawang Ambator atau yang dikenal dengan nama Ningrat Batur. Bangsawan dari Singasari ini memilih Ningrat Batur sebagai pilihan utama untuk menetap,Bangsawan inilah yang kemudian dikenal dengan nama Ratu Sang nata Pulang Pali I yang mana merupakan raja pertama di Kerajaan Landak dan Mendirikan Istana Kerajaan Landak yang pertama di Ningrat Batur,hingga sampai pada masa pemerintahan raja Pulang pali VII.
Dikatakan juga bahwa asal-usul keturunan raja-raja serta kaum bangsawan Kerajaan Landak yang mana merupakan keturunan dari Ratu Brawijaya Angkawijaya yang bergelar Ratu Paseban Condong yang memerintah di Kerajaan Majapahit yang berdiri 1294-1478.Dikatakan bahwa Raja Pulang Pali I atau Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat adalah Putra yang tertua dari Ratu Bra Wijaya Angkawijaya yang kemudian membawa nasib pergi ke Nusa Tanjung Pura atau Kalimantan dengan berbekal sebuah keris pusaka yang bernama Keris Selimbayo didalam perjalanannya Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat pertama-tama singgah di Padang Tikar menyempatkan diri untuk menghibur hati singgah mandi di sepanjang aliran sungai Landak,berhubung penyakit pirai atau tulang yang dideritanya sembuh apabila dijilati oleh ikan-ikan, seperti ikan patin, kelabau, bengah, gagak, kuyungan dan binatang darat malang seperti kijang dan lainnya dan semenjak itulah Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat atau nenek moyang raja segala keturunan Ismahayana bersumpah tidak akan memakan daging ikan-ikan tersebut serta binatang darat sepeti kijang dan lainnya. Setelah sembuh dan sanggup untuk melakukan perjalannya kembali Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat beserta pengawalnya masuk mudik kearah sungai Landak ke arah Sengah Temila dan kemudian berhenti dan menetap di Ningrat Batur dan mendirikan Kerajaan landak yang pertama (Gusti Sulung Lelanang, 1942).
Sepanjang perjalanan sejarahnya bahwa Kerajaan landak berpangkal dari Kerajaan Majapahit dilihat dari waktu berdirinya Kerajaan Landak hampir sama dengan berdirinya dengan Kerajaan Majapahit namun pada akhirnya Kerajaan Landak menjadi vasal Kerajaan Majapahit.
Kemudian Ratu Sang Nata Pulang Pali I inilah yang pertama-tama kali mendirikan Kerajaan Landak dengan ibu kota di Ningrat Batur hingga sampai masa pemerintahan Ratu Sang Nata Pulang Pali VII bergelar Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat dengan nama lain Abhiseka Ratu Bra Wijaya Angkawijaya Sang Nata Pulang Pali VII.kemudian adanya Sang Nata Pulang Pali I hingga sampai Sang Nata Pulang Pali VII inilah yang telah menurunkan raja-raja yang memerintah di kerajaan Landak secara turun temurun.
Kisah dari Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat atau Sang Nata Pulang Pali VII mempunyai kegemaran berburu, salah satu diantaranya menjala ikan ketika sedang asyik menjala ikan didapatinyalah sebuah mundam yang berisi rambut yang panjang dari seorang wanita yang hanyut dari perhuluan sungai, Raja atau Raja Pulang Pali VII merasa penasaran dan ingin tau siapakah wanita pemilik rambut yang panjang ketika didapatinya sewaktu menjala ikan di sungai sewaktu itu.Keesokan hari nya Raja beserta pengawalnya bermaksud untuk mudik keperuluan sungai. Setelah sampai ditempat tujuan di perhuluan sungai didapatlah sebuah kabar berita bahwa sipemilik rambut panjang yang didapati Raja ketika menjala ikan disungai ketika itu adalah kepunyaan seorang putri cantik anak seorang dukun bernama Patih Tegak Temula di Kampung Kurnia Tanjung Serlimpat, Sepangok.
Raja pun merasa jatuh cinta kepada putri tersebut kemudian atas restu Patih Tegak Temula,maka dinikahkanlah putri nya tersebut dengan Raja atau Raden Kesuma Sumantri Indra Ningrat Pulang Pali VII,pernikahan berlangsung di Istana Ningrat Batur dan setelah menjadi istri raja maka dinobatkanlah Putri dari Tanjung Selimpat ini sebagai Ratu Permaisuri. Setelah beberapa bulan berlalu pernikahan anaknya dengan Raja, Ayah dari Sang Permaisuri atau Putri dari Tanjung Selimpat bermaksud ingin menjenguk putrinya di Istana Ningrat Batur. Disaat perjalananya menuju daerah Sepatah nasib berkata lain, Ayah dari Sang Permaisuri telah dikayau (Head hunting) oleh orang-orang suku Biaju, sekarang di daerah Kapuas Hulu.
Tak lama kemudian berita duka itupun sampai di Istana Sang Putri merasa sangat terpukul atas kehilangan orang tua yang sangat dicintainya, apalagi pada saat itu Putri dalam keadaan hamil, didalam kesehariannya Putri Ratu Permaisuri berlarut-larut dalam kesedihannya, sebagai suami yang sangat mencintai istri nya,Raja berjanji untuk mengambil kembali kembali kepala tengkorak Patih Tegak Temula tersebut yang disimpan di Taju Tarus daerah Biaju, Kapuas Hulu.
Di sekitar Istana Ningrat Batur terdapat sebuah pohon besar yang tegak lurus yang mana nantinya pohon tersebut digunakan untuk membuat Bahtera atau Perahu/Kapal,Raja mengerahkan rakyat nya untuk melakukan pekerjaan tersebut. Sebelum dibuat sebagai perahu pohon tersebut susah untuk ditumbangkan,apabila dikampak atau dipotong sebagian kemudian keesokan harinya batang tersebut tumbuh seperti awal mulanya begitu hingga seterusnya.Melihat kenyataan seperti itu Raja hampir putus asa namun rasa cintanya yang begitu besar dan bermaksud untuk menghibur,menyenangkan istrinya,setelah beberapa lama Raja berunding dengan para kerabat Istana maka didapatilah sebuah usulan kemudian atas perintah Raja,maka pada kemudian hari diadakanlah suatu sayembara dengan hadiah yang cukup menarik dan menggiurkan,tak sedikit rakyat yang datang serta mengikuti sayembara tersebut hingga tak ada satupun yang mampu untuk menumbangkan sebatang pohon besar tersebut. kemudian akhirnya seorang pemuda yang kemudian dikenal dengan nama Ria Sinir dari Kampung Jering, Menyuke, merupakan anak dari seorang Arya Jambi.
Ria Sinir adalah seorang pemuda yang memiliki kekuatan dan kesaktian yang tinggi,dengan bacaan mantra-mantra serta sesajen yang telah disediakan kemudian beberapa saat sungguh mengherankan sebatang pohon besar yang mana susah untuk ditumbangkan, dapat ditumbangkannya dengan sebilah beliung panas dengan kekuatan dan kesaktian yang dimilikinya. Beberapa hari kemudian jadilah sebuah bahtera atau perahu yang terbuat dari batang pohon tersebut yang mana nantinya perahu tersebut digunakan untuk pelayaran pengambilan tengkorak Patih Tegak Temula ayah dari Sang ratu Permaisuri di Taras Biaju. Setelah memenangkan sayembara itu kemudian Ria Sinir menerima hadiah yang dijanjikan Raja, kemudian ia pun bermohon diri kepada Raja untuk pamit pulang ke kampung halamannya di Jering, Menyuke.
Beberapa hari kemudian keberangkatan kapal yang telah dibuat tesebut tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, Raja pun berfikir untuk tidak akan gagal sampai kedua kalinya, maka atas titah Raja dipanggil kembalilah pemuda Ria Sinir sebagai pawang peluncuran kapal pertama milik Raja Pulang Pali VII tersebut. Tidak hanya itu Raja juga memberi kehormatan kepada Ria Sinir menjadi pemimpin dalam pelayaran tesebut, Raja pun mengiming-imingi hadiah kembali kali ini hadiahnya adalah salah satu seorang isterinya apabila kelak misi itu berhasil, salah satu diantaranya yakni Puteri Tanjung Selimpat dari Sepangok dan kelima istri nya yang lain, Raja Nata Pulang Pali memiliki enam orang istri.
Selang beberapa waktu kemudian dimana saat misi itu berlangsung kehebatan pemuda Ria Sinir pun terbukti kembali yang mana ia berhasil mengalahkan Suku Biaju dan menawan Kepala Suku Biaju kemudian membawa kembali kepala tengkorak Patih Tegak Temula sesuai dengan apa yang diharapkan oleh Raja.Sebelum menjanjikan hadiah tersebut mendadak setelah misi itu berhasil baik Raja maupun Putri Ratu Permaisuri mendadak khawatir,namun pada akhirnya Putri Ratu Permaisuri mengakui bahwa dulunya pemuda Ria Sinir pernah menaruh hati kepadanya.
Janji itu telah diucapkan oleh Raja,dalam diri Raja Sang Nata Pulang Pali VII janji tetaplah sebuah janji.Siapakah yang akan dipilih Ria Sinir nantinya dengan pilihan enam orang istri Raja tersebut.Sebelum keputusan itu ditetapkan keenam istri Raja tersebut didandani dengan daya tarik kecantikan masing-masing,namun berbeda dengan Ratu Permaisuri Putri Tanjung Selimpat dia didandani bagaikan seorang abdi istana hitam,kotor,berdaki,dan bau busuk. Belum diketahui siapa nama asli Ratu Permaisuri Putri Tanjung Selimpat dari Kurnia sepangok ini yang sebenarnya begitulah adanya,berdasarkan cerita-cerita yang disampaikan karna kebiasaan serta dialek masyarakat setempat kemudian menyebutnya dengan Putri Dara Hitam.
Dilakukan di Istana Kerajaan Ningrat Batur sebagai ungkapan keberhasilan atas misi yang telah dijalankan,serta sekaligus pemberian hadiah kepada seorang pemuda Ria Sinir yang telah memenangkan sayembara,kemudian tiba-tiba terbukalah kembali hati pemuda Ria Sinir untuk memiliki mantan Putri yang dicintainya pada waktu dulu,setelah melakukan penyamaran yang cukup sulit untuk dilihat dengan kasat mata,dengan panduan mantranya dengan seekor kunang-kunang yang konon diciptakannya dari sehelai daun sirih,berhasilah pemuda Ria Sinir menembus batas kabut penyamaran Ratu Permaisuri Putri Tanjung Selimpat dan lebih mengejutkan Raja lagi ketika pemuda Ria Sinir memilih Ratu Permaisuri Puteri Tanjung selimpat sebagai pilihannya.Sungguh penyamaran yang cukup sulit untuk diterima mata tetapi begitulah kenyataannya dan Raja mengakui bahwa itulah Ratu Permaisuri Putri Tanjung Selimpat yang sebenarnya yang mana amat sangat dicintainya. Begitu berat hati nya untuk melepas Putri yang selama ini sangat dicintainya, sebagai seorang Raja yang arif dan bijaksana Raja Pulang Pali VII tetap mempertahankan prinsipnya sebagai seorang Raja dengan menepati janji-janji yang telah diucapkannya, betapa bijaksananya seorang Raja Pulang Pali VII dengan menepati janji yang telah diucapkannya sampai-sampai istri yang sangat disayanginya, direlakannya yang mana dulu sebenarnya Raja bermaksud untuk menyenangkan serta menghibur duka lara istri yang sangat dicintainya (Putri Tanjung Selimpat).
Post a Comment
Perhatian: Untuk memberikan komentar harap dengan sopan.